Senin, 24 November 2014

Jendral Sudirman

Assalamu'alaikum gaisss ^^

Duh, berasa lama bangat gak ngepost cerita. Soalnya akhir-akhir ini aku banyak ngepost tentang penantian, rindu, dsb. Alaykah? Berlebihankah? Biarlah...
Yang penting sekarang aku mau cerita.



Sesuai judulnya, aku niatnya mau cerita tentang pahlawan Indonesia yang sudah sangat mahsyur di telinga rakyat Indonesia. Yap. Jendral Sudirman.

Sub-sumbernya dari Aplikasi Kisah Islami for blackberry, "Jendral Sudirman, The untold Stories"
Check this out!
Jendral Sudirman, Panglima Besar bangsa Indonesia, temen-temen pasti udah tau kan sama beliau? Yap. Beliaulah pimpinan nomor satu Tentara Nasional Indonesia ketika zaman kemerdekaan. Sepak terjang dan sumbangsih beliau dalam medan perang sudah tidak perlu diragukan. Tapi temen-temen tau nggak? Ada sisi lain dari beliau yang gak banyak masyarakat tau. Sangat jarang bahkan mungkin gak pernah diungkap ke ranah publik bahwa Jendral Sudirman lahir dari rahim seorang muslimah dan dibesarkan dalam ajaran islam.

Jendral Sudirman yang namamya dicatat dengan tinta emas dalam sejarah para pejuang kemerdekaan Indonesia ternyata juga sosok yang mengobarkan semangat jihad fiisabilillah. Perlawanan terhadap kezhaliman, membekali dirinya dengan tafaqquh fiddin (pemahaman agama) sebelum terjun bebas dalam dunia kemiliteran untuk seterusnya aktif dalam aksi-aksi perlawanan dan mempertahankan kedaulatan negeri.

Beliau memulai karier militernya sebagai seorang da'i muda yang giat berdakwah di era 1936-1942 di daerah Cilacap dan Banyumas. Hingga pada masa itu beliau adalah muballigh mahsyur yang mengakar di benak publik.

Jendral Sudirman lahir dari keluarga petani kecil di desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia pada tanggal 24 Januari 1916. Ayahnya seorang mandor tebu  pada pabrik gula di Purwokerto. Sejak bayi, Jendral Sudirman diangkat anak pleh asisten wedana (camat) di Rembang, yakni R. Tjokrosunaryo.

Bakat dan jiwa perjuangan Jendral Sudirman mulai terlihat sejak kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah, juga peningkatan kemampuan fisik dan penggamblengan mental. Bakat kemiliterannya ditempa melalui organisasi berbasis dakwah. Wow, subhanallah! Kebayang gak gaiss? Bahkan beliau memiliki semangat jihad yang telang mengantarkannya menjadi orang nomor satu dalam sejarah militer Indonesia. Tentu saja dengan idzin Allah :3

Sebagai kader Muhammadiyah, beliau juga dikenal sebagai santri atau jamaah yang cukup aktif dalam pengajian yang diadakan oleh PP Muhammadiyah di Kauman berdekatan dengan Masjid Besar Yogyakarta. Seorang panglima yang istimewa, dengan kekuatan iman dan keislaman yang melekat kuat dalam dadanya. Sangat meneladani kehidupan Rasulullah SAW dalam kesederhanaan sehingga perlakuan khusus dari jamaah lain yang dipandang terlalu berlebihan ditolaknya secara halus. Meneladani perilaku Rasulullah SAW dahulu dalam mempraktekkannya kepada para sahabat.

Jendral Sudirman.
Seorang jendral yang shalih, senantiasa memanfaatkan momentum perjuangan dalam rangka menegakkan kemerdekaan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wujud nyata pelaksanaan jihad fiisabilillah. Spirit inilah yang diwariskan kepada anakbuahnya bahwa mereka yang gugur di medan laga tidaklah mati, melainkan gugur sebagai syuhada. Untuk mensosialisasikan gelora jihad, baik di kalangan internal tentara maupun rakyat secara umum, jendral menyebarkan pamphlet/selebaran yang berisi seruan kepada seluruh rakyat untuk terus melawan Belanda dengan mengutip terjemah hadits Rasulullah SAW.

"Insjaflah! Barangsiapa mati, padahal (sewaktoe hidoepnja) beloem pernah toeroet berperang (membela kebenaran dan keadilan) bahkan hatinja berhasrat perang poen tidak, maka matilah ia di atas tjabang kemoenafikan"

Sumber: http://www.sangpencerah.com
Share: