Aloha!
Salam kepada saudaraku semua di
belahan dunia manapun.
Cukup lama daku tidak memberikan
asupan tulisan untuk halaman ini, maafkanlah daku. Keterbatasan media, koneksi
internet, waktu, de el el (include rasa malas luar biasa) kujadikan alasan dalam hal ini.
Beberapa alasan tercabut
sekaligus dalam satu waktu. Malam ini.
Netbook yang dipinjamkan Acikela
sudah kembali, setelah beberapa malam menginap di rumah Om Assegaf untuk
diinstal ulang. Media tersedia, alasan pertama punah.
Keterbatasan koneksi internet
yang kumaksud diantaranya adalah netbook Acikela yang kupinjam sedang sakit
cukup parah, salah satunya adalah masalah dalam hal koneksi ke hotspot/wifi.
Apa daya, untuk posting aku cuma bisa menggunakan wifi indiehome di rumah
Acikela atau nebeng di komputer BAAK Unlam. Sumbangan sukarela hotspot dari hp
ku ditolak setengah matang oleh netbook ini.
Setelah netbooknya diinstal dan
penyakt-penyakitnya sembuh, termasuk penyakit sombong akan hotspot hp, alasan
keduaku hilang bersama penyakit-penyakit itu.
Dan ini masih terhitung liburan,
meskipun aku tak pernah benar-benar libur. Setidaknya, tidak ada tugas kuliah
yang menuntut untuk diselesaikan yang kadang tanpa perduli apakah yang dibebani
tugas mampu menyelesaikannya, juga tidak ada kuliah dadakan atau dosen yang
absen tanpa kabar yang sangat merugikan waktu para mahasiswa yang menunggu.
Singkat kata aku sedikit free. Alasan
ke tiga kedaluarsa.
So, I write.
Kebetulan(?) seiring dengan
pulangnya netbook dalam keadaan sehat wal afiat, ia juga membawa sesuatu yang
kemudian bisa aku jadikan bahan tulisan. Sesuatu yang sejatinya menyedihkan
binti menggalaukan.
Netbook ini kurujuk ke Om
Assegaff, salahseorang Sarjana Teknik teman akrab ayahku. Mengingat beliau
seorang sarjana IT, aku menaruh kepercayaan penuh padanya dalam hal
menyembuhkan netbook Acikela ini tanpa menimbulkan penyakit atau kesedihan yang
baru. Aku mengira beliau akan paham bahwa cukup menangani Local Disk (C) saja
tanpa Local Disk (D) karena memang ia tidak perlu penanganan, sehingga
data-data yang ada di sana tetap aman.
Tetapi, apa daya takdir berkata
lain. Sukacita yang aku curahkan menyambut kepulangan sang netbook tidak
berlangsung lama. Begitu kunyalakan sang netbook, betapa aku terkejut sebab
yang ada hanya Local Disk (C). Sementara yang D lenyap entah ke mana.
Aku sedikit panik dan mencoba
mengais-ngais di beberapa bagian dan mengutak-atik control panel. Tolongah maklum, pelajaran komputer hanya kudapat
dua jam pelajaran dalam seminggu di kelas 8 SMP dan 10, 11, 12 SMA. Itupun
tidak jauh-jauh dari Ms. Office atau CorelDraw superdasar.
Setelah putus asa dengan usahaku
sendiri, aku hubungi sang dokter.
Beliau bilang yang D memang tidak ada, sudah beliau format.
Ngek.
Huhuhu. It’s so sad.
Lalu aku googling berharap
menemukan cara untuk mengembalikan data-data yang hilang.
Dapat! Tapi aku sedikit ragu
sebab aplikasi yang diperlukan untuk aktivitas itu berbayar. Lantas, aku
menanyakan persoalanku ini ke grupchat Line Messenger “Indonesia Muslim
Teeaction (IMuT)” yang di sana ada beberapa kawan yang sedikitnya tau tentang
beberapa pembahasan IT, juga ada mahasiswa llkom dari IPB, Unlam, dll. Mereka
bisa memberitau bagaimana memunculkan kembali Local Disk (D) yang hilang and I
got it. Tapi, mereka nggak yakin soal mengembalikan data-datanya lagi.
Soal data, nggak ada masalah
dengan data milikku karena sudah ku backup.
Justru yang aku risaukan adalah data milik Acikela dan Om Yiyi. Sebelum
diinstal, Acikela memang hanya minta untuk mengamankan satu file. Tapi, saat itu aku malah
menjanjikan bahwa takkan ada data yang hilang, sebab pernah netbookku diinstal
ulang dan data di D-nya tetap aman. Huft. Takdir, Num. Takdir.
Balik ke percakapan di grup ImuT,
ketika kawan-kawan yang mengajarkan memunculkan D tadi agak pesimis soal nge-up data-datanya kembali, ada satu kawan
yang menawarkan bantuan. He send me a message via personal chat, dan dia
merekomendasikan tutorial yang sebelumnya sudah ku baca, (link). Senangnya,
ternyata aplikasi ini ada versi free
nya.
Wuih, senangnya bukan main, Sob.
Ketika sesuatu yang lo khawatirkan semakin mengarah pada kemungkinan buruk,
lalu datang satu harapan yang menawarkan kemungkinan terbalik, itu rasanya
kayak angin sejuk sepoi-sepoi di tengah-tengah rasa gerah luar biyasah!
Singkat cerita, aku download itu
aplkasi, EaseUs Free dan mulai bekerja sesuai dengan tutorial yang ada di
website tersebut, dan berhasil! EaseUs mengangkat kembali file-file yang pernah
ada di D bahkan yang sebelumnya sudah dihapus. Begitu proses pemindaian
selesai, proses selanjutnya adalah restore file yang diinginkan.
Karena aku tidak hafal apalagi
bisa membedakan mana file yang memang ada dan yang sudah di hapus, maka aku
memilih restore semuanya. Disamping
nama file yang berubah menjadi seragam dan hanya dibedakan dengan angka-angka
di belakangnya, serta pengelompokkan file ke dalam folder yang berdasarkan author, tidak tersusun seperti
sebelumnya.
Malangnya, disebabkan oleh
ketidaktelitianku, tidak semua data bisa disimpan kembali. Ternyata EaseUs Free
hanya bersedia me-restore data hingga
500MB! Sebelumnya aku sudah melihat peringatannya, namun saking aku terlarut
dalam suka dan bahagia sebab datanya bisa terangkat kembali, aku membaca 500MB
itu dengan 500GB, sehingga saat itu aku berkomentar “Oh, cukup! :D”
Alhasil, 500MB data yang ter-restore hanya beberapa file ppt. dan
file excel. Sisanya harus kurelakan. Termasuk beberapa film dan foto-foto dan
video keluarga salinan dari hp ayah yang dititipkan di netbook ini.
Sebenarnya dengan EaseUs kita
bisa me-recovery dan restore data sepuas kita jika
menggunakan yang Pro. Namun, apa daya EaseUs Pro harganya hampir satu juta
rupiah! :’) Mak, UKT bulanan saya aja nggak sampai segitu.
Yowes aku ikhlaskan.
Dan beruntungnya, Acikela
menanggapinya dengan santai banget “Oh,
hihihi. Yasudah, kadeda yang penting jua di sana” jar.
Pelajaran berharga yang aku
pungut dari kejadian ini adalah
memastikan bahwa keinginan kita sudah dipahami betul oleh eksektor sehingga tak
ada salah paham dan tak ada kecewa. Disamping itu, ini juga menjadi masalah
yang cukup lama dan beberapakali menimpaku (dan aku kira kebanyakan orang juga
demikian) yakni ketidaktelitian.
Teliti sebelum eksekusi, maka
takkan ada sakit hati sebab hasil yang ada nanti.
Jika Allah berkehendak.
Mungkin itu, sekian dari saya.
Semoga bermanfaat.
Wassalam :)