Minggu, 06 Agustus 2017

Local Disk (D)-ku Hilang Setelah Netbook Diinstal Ulang



Aloha!
Salam kepada saudaraku semua di belahan dunia manapun.
Cukup lama daku tidak memberikan asupan tulisan untuk halaman ini, maafkanlah daku. Keterbatasan media, koneksi internet, waktu, de el el (include rasa malas luar biasa) kujadikan alasan dalam hal ini.
Beberapa alasan tercabut sekaligus dalam satu waktu. Malam ini.


Netbook yang dipinjamkan Acikela sudah kembali, setelah beberapa malam menginap di rumah Om Assegaf untuk diinstal ulang. Media tersedia, alasan pertama punah.

Keterbatasan koneksi internet yang kumaksud diantaranya adalah netbook Acikela yang kupinjam sedang sakit cukup parah, salah satunya adalah masalah dalam hal koneksi ke hotspot/wifi. Apa daya, untuk posting aku cuma bisa menggunakan wifi indiehome di rumah Acikela atau nebeng di komputer BAAK Unlam. Sumbangan sukarela hotspot dari hp ku ditolak setengah matang oleh netbook ini.
Setelah netbooknya diinstal dan penyakt-penyakitnya sembuh, termasuk penyakit sombong akan hotspot hp, alasan keduaku hilang bersama penyakit-penyakit itu.

Dan ini masih terhitung liburan, meskipun aku tak pernah benar-benar libur. Setidaknya, tidak ada tugas kuliah yang menuntut untuk diselesaikan yang kadang tanpa perduli apakah yang dibebani tugas mampu menyelesaikannya, juga tidak ada kuliah dadakan atau dosen yang absen tanpa kabar yang sangat merugikan waktu para mahasiswa yang menunggu. Singkat kata aku sedikit free. Alasan ke tiga kedaluarsa.

So, I write.
Kebetulan(?) seiring dengan pulangnya netbook dalam keadaan sehat wal afiat, ia juga membawa sesuatu yang kemudian bisa aku jadikan bahan tulisan. Sesuatu yang sejatinya menyedihkan binti menggalaukan.

Netbook ini kurujuk ke Om Assegaff, salahseorang Sarjana Teknik teman akrab ayahku. Mengingat beliau seorang sarjana IT, aku menaruh kepercayaan penuh padanya dalam hal menyembuhkan netbook Acikela ini tanpa menimbulkan penyakit atau kesedihan yang baru. Aku mengira beliau akan paham bahwa cukup menangani Local Disk (C) saja tanpa Local Disk (D) karena memang ia tidak perlu penanganan, sehingga data-data yang ada di sana tetap aman.

Tetapi, apa daya takdir berkata lain. Sukacita yang aku curahkan menyambut kepulangan sang netbook tidak berlangsung lama. Begitu kunyalakan sang netbook, betapa aku terkejut sebab yang ada hanya Local Disk (C). Sementara yang D lenyap entah ke mana.

Aku sedikit panik dan mencoba mengais-ngais di beberapa bagian dan mengutak-atik control panel. Tolongah maklum, pelajaran komputer hanya kudapat dua jam pelajaran dalam seminggu di kelas 8 SMP dan 10, 11, 12 SMA. Itupun tidak jauh-jauh dari Ms. Office atau CorelDraw superdasar.

Setelah putus asa dengan usahaku sendiri, aku hubungi sang dokter. Beliau bilang yang D memang tidak ada, sudah beliau format.

Ngek.
Huhuhu. It’s so sad.

Lalu aku googling berharap menemukan cara untuk mengembalikan data-data yang hilang.
Dapat! Tapi aku sedikit ragu sebab aplikasi yang diperlukan untuk aktivitas itu berbayar. Lantas, aku menanyakan persoalanku ini ke grupchat Line Messenger “Indonesia Muslim Teeaction (IMuT)” yang di sana ada beberapa kawan yang sedikitnya tau tentang beberapa pembahasan IT, juga ada mahasiswa llkom dari IPB, Unlam, dll. Mereka bisa memberitau bagaimana memunculkan kembali Local Disk (D) yang hilang and I got it. Tapi, mereka nggak yakin soal mengembalikan data-datanya lagi.

Soal data, nggak ada masalah dengan data milikku karena sudah ku backup. Justru yang aku risaukan adalah data milik Acikela dan Om Yiyi. Sebelum diinstal, Acikela memang hanya minta untuk mengamankan satu file. Tapi, saat itu aku malah menjanjikan bahwa takkan ada data yang hilang, sebab pernah netbookku diinstal ulang dan data di D-nya tetap aman. Huft. Takdir, Num. Takdir.

Balik ke percakapan di grup ImuT, ketika kawan-kawan yang mengajarkan memunculkan D tadi agak pesimis soal nge-up data-datanya kembali, ada satu kawan yang menawarkan bantuan. He send me a message via personal chat, dan dia merekomendasikan tutorial yang sebelumnya sudah ku baca, (link). Senangnya, ternyata aplikasi ini ada versi free nya.

Wuih, senangnya bukan main, Sob. Ketika sesuatu yang lo khawatirkan semakin mengarah pada kemungkinan buruk, lalu datang satu harapan yang menawarkan kemungkinan terbalik, itu rasanya kayak angin sejuk sepoi-sepoi di tengah-tengah rasa gerah luar biyasah!

Singkat cerita, aku download itu aplkasi, EaseUs Free dan mulai bekerja sesuai dengan tutorial yang ada di website tersebut, dan berhasil! EaseUs mengangkat kembali file-file yang pernah ada di D bahkan yang sebelumnya sudah dihapus. Begitu proses pemindaian selesai, proses selanjutnya adalah restore  file yang diinginkan.

Karena aku tidak hafal apalagi bisa membedakan mana file yang memang ada dan yang sudah di hapus, maka aku memilih restore semuanya. Disamping nama file yang berubah menjadi seragam dan hanya dibedakan dengan angka-angka di belakangnya, serta pengelompokkan file ke dalam folder yang berdasarkan author, tidak tersusun seperti sebelumnya.

Malangnya, disebabkan oleh ketidaktelitianku, tidak semua data bisa disimpan kembali. Ternyata EaseUs Free hanya bersedia me-restore data hingga 500MB! Sebelumnya aku sudah melihat peringatannya, namun saking aku terlarut dalam suka dan bahagia sebab datanya bisa terangkat kembali, aku membaca 500MB itu dengan 500GB, sehingga saat itu aku berkomentar “Oh, cukup! :D”

Alhasil, 500MB data yang ter-restore ­hanya beberapa file ppt. dan file excel. Sisanya harus kurelakan. Termasuk beberapa film dan foto-foto dan video keluarga salinan dari hp ayah yang dititipkan di netbook ini.
Sebenarnya dengan EaseUs kita bisa me­-recovery dan restore data sepuas kita jika menggunakan yang Pro. Namun, apa daya EaseUs Pro harganya hampir satu juta rupiah! :’) Mak, UKT bulanan saya aja nggak sampai segitu.

Yowes aku ikhlaskan.
Dan beruntungnya, Acikela menanggapinya dengan santai banget “Oh, hihihi. Yasudah, kadeda yang penting jua di sana” jar.

Pelajaran berharga yang aku pungut dari kejadian ini adalah memastikan bahwa keinginan kita sudah dipahami betul oleh eksektor sehingga tak ada salah paham dan tak ada kecewa. Disamping itu, ini juga menjadi masalah yang cukup lama dan beberapakali menimpaku (dan aku kira kebanyakan orang juga demikian) yakni ketidaktelitian.

Teliti sebelum eksekusi, maka takkan ada sakit hati sebab hasil yang ada nanti.
Jika Allah berkehendak.

Mungkin itu, sekian dari saya.
Semoga bermanfaat.

Wassalam :)



Share: