Senin, 07 Agustus 2017

Filsafat Timur dan Barat

Aloha! Salam kepada saudaraku semua di belahan dunia manapun.
Kali ini aku ingin sedikit berbagi dengan apa yang aku dapatkan pada suatu kegiatan pembekalan dasar sebagai wujud kekagumanku akan materi ini. Materi ini berjudul Filsafat Timur dan Barat yang disampaikan oleh kakanda Herman Taufik, M.Pd yang menjawab beberapa kejanggalan yang mengganjal di kepalaku tentang sejarah.
Ya, memikirkan masa lalu memang seringkali tidaklah mudah, ehm. Aku sempat mempertanyakan, ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa asalnya ilmu itu dari para Ilmuwan Timur, diantaranya adalah Ibnu Sina atau yang di Barat lebih dikenal dengan Avicenna dengan ilmu kedokteran dan beberapa cabang ilmu lain yang ditekuninya, atau Al Khawarizmi sang ilmuwan matematika dan penemu aljabar serta angka nol, atau Ibnu Hayyan sang penemu ilmu kimia atau yang lebih dikenal di Barat dengan nama Gebert, dan masih banyak lagi.
Ibnu Sina

Al Khawarizmi

Ibnu Hayyan
Namun, saat ini kita mengenal yang dicatat sejarah secara resmi tentang berbagai bidang ilmu lebih banyak nama-nama Ilmuwan Barat, atau setidaknya yang diajarkan semasa sekolah dulu nyaris tidak ada cerita tentang Imuwan-ilmuwan Timur dalam buku-buku pelajaran. Nah, materi yang disuguhkan Kakanda Herman ini sedikit menjawab kejanggalan itu. Saat itu, Kakanda mengatakan bahwa ia sedang, atau telah mengkaji tentang masalah ini (saya lupa mana yang lebih tepat). Sayangnya, waktu yang kami miliki untuk membahas bersama permasalahan ini sangat terbatas. Materi dimulai sekitar jam 23.00 lewat banyak. Sementara kami –yang saat itu tengah menjadi peserta pengkaderan—harus istirahat untuk kemudian bangun lagi jam 02.00 dinihari. Maka, materi disampaikan dengan agak ngebut sehingga tidak benar-benar dibahas lebih rinci.
Mungkin rasanya akan sangat berbeda, bahkan memang nampaknya akan sangat berbeda. Takkan sama antara kau mendengarkan langsung dengan hanya membaca ­review-nya. Tetapi biarlah, aku akan tetap menuliskannya, bermodal catatan dan ingatanku yang sangat terbatas.
Sebelum memulai penyampaian materi, Kakanda banyak bercerita tentang kampung halamannya. Kakanda Herman ialah seorang pemuda asal tanah Kangean, salah satu pulau kecil di Indonesia. Masih di sekitar Sumenep, Madura. Tak terlalu jauh dari Gilli Labak, pulau kecil yang dinobatkan sebagai pulau dengan udara terbaik nomor dua setelah Florida. Maklum, Gili Labak pulau yang indah namun belum banyak dikenal oleh penduduk pulau lain, apalagi yang jauh. Namanya tidak setenar Raja Ampat apalagi Bali, meski dengan kebanggaan atas keindahan dan sejuknya udara yang dimiikinya. Wajar jika Kakanda antusias menceritakan tentang Gili Labak, mungkin untuk membuat Gili Labak dikenal lebih luas oleh pulau-pulau tetangganya se-Tanah Air.
Salahsatu yang banyak dijual  Kakanda Herman tentang Gili Labak adalah kebersihan udaranya itu. Tak ayal kami, para hadirin dibuat penasaran ingin mengunjungi dan turut merasakan udara terbaik di sana. Kebersihan udara memang berdampak besar pada penduduk pulau di sana, diantaranya adalah nenek-nenek usia sekitar 60 tahun masih sangat aktif menjahit tanpa bantuan kacamata udara yang baik memberikan pengaruh yang sangat baik untuk penglihatan, tutur Kakanda.

Baiklah, segera saja kutuliskan materi tentang Filsafat. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yakni philo (cinta) dan sophia (kebijaksanaan). Tidak semua yang berfilsafat adalah filusuf, tetapi filusuf pasti berfilsafat. Berfilsafat yakni mencari hakikat dari suatu ilmu pengetahuan. Seseorang yang berfilsafat dan tidak pernah berbohong dikatakan sebagai filusuf murni.
Ada yang mengatakan bahwa filsafat adalah penghancur ilmu lain. Ada pula yang bilang filsafat Barat dipengaruhi Timur, ada juga yang mengatakan sebaliknya.
Lalu, benarkah itu semua?
Pada dasarnya, kedua aliran filsafat ini berkembang bersamaan dan saling mempengaruhi. Sampai pada akhirnya timbul perbedaan.
Filsafat dibagi menjadi beberapa pembagian. Ada Filsafat Islam yakni bagaimana harapan dan iman kita terhadap agama (Filsafat Agama). Metafisika, yakni yang tidak tersntuh panca indera. Etika, terkait moral, norma, dan sebagainya. Antropologi, yakni pola sebab-akibat dari prilaku manusia. Sosiologi, yakni tentang interaksi dan reaksi.
Filsafat barat dimulai sekitar tahun 600SM: Thales. Namun, berhenti di sekitar 350-an M. Filsafat Barat (600SM – 350-an M) unsur-unsurnya belum tersusun secara sistematis. Unsur-unsur baru mulai tersusun secara sistematis ketika Filsafat Timur lahir.
Lukisan Wajah Thales

Fislafat Timur baru lahir di abad VIII, Al Kindi (801 – 873M). Beliau hidup di masa Abbasiyah dengan paham Asy’ariyyah. Mulai berkarya pada umur 13 tahun hingga usia 65 tahun dengan jumlah karya kurang lebih 200 karya. Ia digelari sebagai fisafatul ula. Pada masa Al Kindi inilah muncul filsafat murni.
Ada pula Al Razi yang mengemukakan tentang lima kekekalan abadi. Al Razi lebih kepada rasionalitas, ia tidak percaya wahyu sehingga ia agak dikesampingkan dalam Filsafat Islam.
Al Kindi

Al Razi
Sekitar tahun 1000M, barulah Filsafat Barat muncul kembali, disamping Filsafat Timur yang tetap ada sejak sekitar 800M. Setelah itu, Filsafat Barat kembali stagnan 200 tahun dan muncul kembali di sekitar tahun 1200M. Kemudian stagnan kembali 200 tahun hingga sekitar 1400M. Sementara Filsafat Timur terus berlanjut hingga saat itu dan tidak mengalami stagnan sehingga tidak terjadi distorsi sejarah.
Akan tetapi, Filsafat Timur hanya bertahan sampai sekitar 1500M untuk kemudian stagnan hingga sekitar 1700M. Sementara Filsafat Barat terus berlanjut. Pada masa inilah mulai terjadi distorsi sejarah, mengacaukan keilmuan, karya-karya filusuf islam dimusnahkan dan diakui/diselewengkan.
Mirisnya, sekitar 1700M memang ada lagi filusuf islam, namun ia sudah tertinggal jauh dari filusuf islam generasi sebelumnya. Sehingga ia belajar dan mengambil referensi dari Filsafat Barat yang sudah dikacaukan oleh mereka sebab telah terjadi distorsi sejarah. Sehingga saat ini keilmuan yang kita kenal seakan-akan bukan dari Timur.

Dan hanya Allah-lah yang Mahamengetahui segala sesuatu.
Wallahu a'lam bishshawaab.
Share: