Sabtu, 09 Juni 2018

Poligami

Menemukan beberapa Ibuk-ibuk yang ngomel soal poligami di sosmed, salah satunya sampai bilang: "poligami bukan jalan menuju surga bagi suami!"

Yah, Buk, emangnya siapa yg bilang poligami secara khusus adalah jalan menuju surga bagi suami?

Tapi, bukankah ketaatan istri kepada suami sudah jelas-jelas adalah salah satu jalan menuju surga bagi si istri?

Dan harusnya, 'aib' (kalau baginya poligami bukan hal baik) itu tidak dibeberkan secara luas kan? Apalagi aib suami? Meskipun sejujurnya, saya sama sekali tidak sepakat jika poligami secara umum dianggap aib.

Oke, saya memang belum merasakan bagaimana berumah tangga, apalagi dimadu. Tapi penilaian secara husnuzhan 'saja', seseorang berpoligami agaknya pasti ada alasan. Entah menolong sang madu atau bahkan 'sekedar' untuk menyelamatkan diri dari keburukan yang lebih besar. Kasarnya tuh, 'daripada selingkuh'.

Masalahnya, kadang selingkuh seakan disetarakan dengan poligami ya?
Lucunya lagi, pernah ada yg bisa 'memaafkan' suaminya yang selingkuh tapi marah besar dengan yang poligami (???)

Lagi, ketika seorang istri marah dengan suaminya yang poligami, lantas membeberkan 'keburukan' suaminya itu (saya bilang keburukan karna nampaknya ia menilai poligami adalah keburukan), apalagi di media sosial yang barangkali bisa dibaca oleh banyak orang di seluruh dunia, apa nggak semakin menunjukkan bahwa ia 'pantas' dimadu? Hehe.
Ini penilaian kasatmata saja sih.

"Ini anak kecil belum merasakan gimana dinamika rumah tangga, apalagi dimadu, kok berani2nya bicara!"

Maaff banget banget banget punten pisaaaan jika saya dianggap lancang untuk berbicara padahal tidak merasakan.

Ini cuma hasil gemeeesss dengan beberapa kasus yang menyalahkan poligami.
Poligami halal, dengan segala syarat dan ketentuannya. Kalo ada masalah dalam prakteknya, harusnya ya subjeknya dong yang dikomentari. Kan?

Masa iya, ketika poligami dilakukan, lalu sebagian orang gagal dalam memenuhi syaratnya, disamaratakan semuanya?

Toh, banyak juga kok yang 'berhasil' dalam poligami.
Eh, Rasulullah, para sahabat, tabi'in, tabi'ut tabi'in, orang-orang shalih dari generasi salaf maupun khalaf juga banyak yang poligami loh. Hmm.

Bukan saya 'pro-poligami' dan kelak saya 100% bersedia dimadu, bukan loh ya😂
Karena memang dalam hal yang halal harusnya nggak ada istilah pro-kontra (kan?). Hehe.

Bukan apa-apa, kadang saya yang miskin ilmu ini, dengan segala keterbatasan pemahaman saya, takut jikalau 'pengingkaran' kita atas sesuatu yang sebenarnya tidak patut diingkari, menjadi penyebab susahnya kita di akhirat nanti. Na'udzubillah.

"Tapi berat banget untuk berbagi suami tuh😭"

Ya, Buk, saya perempuan juga kok, dan agaknya saya paham segala tetek bengek soal perasaan perempuan. Meskipun tetap, karakter tiap perempuan itu berbeda dan bisa aja tataperasaan-nya berbeda dari perempuan pada umumnya.

Perempuan-perempuan super itu, maksud saya, yang begitu lembut hatinya untuk berusaha ikhlash berbagi suami dengan saudaranya, sangat mungkin juga merasa berat dan hampir pasti ada cemburu.
Tapi, apa kiranya yang membuat mereka kuat, dan tetap mampu merekahkan senyum manis kepada suami dan 'saudara barunya' ?

Entah, saya juga masih mencari. Hehe. Tapi, yang saya yakin, salahsatunya adalah iman, serta manifestasi dari ridha-nya mereka atas syariat (dalam hal ini, halalnya poligami) dan ketetapan Allah atas mereka.

Sekali lagi, fokus di sini bukan khusushon pada poligaminya loh ya, melainkan pada praktek pengingkaran yang sering ditemukan atas sesuatu yang sebenarnya halal dalam syariat. Hmm.

Sekianlah. Mudah-mudahan tidak menyakiti perasaan. Salah khilaf saya mohon pemaafan serta teguran.

Salam ukhuwah.

Cr: hanumstion

Share: