Dokumentasi Tugas/Kuis dari gurunda waktu awal-awal masuk Ma'had. Jadi, mohon maklum ya atas keprematurannya.
Keberadaan agama Islam secara resmi dimulai sejak diutusnya Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam, kurang lebih 21 tahun sebelum hijriyah. Dikatakan secara resmi sebab baru di masa beliaulah Islam dideklarasikan sebagai agama yang menjadi satu-satunya agama yang diridhai di sisi Allah, meskipun sebenarnya para nabi sebelumnya juga muslim.
Keberadaan agama Islam secara resmi dimulai sejak diutusnya Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam, kurang lebih 21 tahun sebelum hijriyah. Dikatakan secara resmi sebab baru di masa beliaulah Islam dideklarasikan sebagai agama yang menjadi satu-satunya agama yang diridhai di sisi Allah, meskipun sebenarnya para nabi sebelumnya juga muslim.
Seiring
berjalannya waktu, setiap perkembangan dan pergantian zaman, Islam berkembang
sangat pesat bahkan sempat mencapai masa kejayaan yang sangat gemilang pada
masa kekhalifahan Khulafaur Rasyidin sebagai
masa kekhalifahan minhajun nubuwwah dan
dilanjutkan dengan bedirinya Dinasti ‘Umayyah dan ‘Abbasiyah yang diistilahkan
dengan masa raja yang menggigit,
meskipun pasca Perang Dunia I atau sekitar tahun 1924 masa ini berakhir pada
masa kekhalifahan Turki Utsmani, yang menurut hadits riwayat Imam Ahmad, masa
ini dilanjutkan dengan masa raja yang
zhalim yakni zaman yang saat ini kita pijaki.
Membicarakan
tentang peran ilmu dalam membangun peradaban Islam rasa rasanya rumit untuk
tidak mengaitkannya dengan sejarah perkembangan Islam itu sendiri. Dimana Islam
berkembang secara bertahap, berangsur-angsur, mengambil peran dalam berbagai
bagian dalam kehidupan manusia, dan tidak terlepas dari perputaran roda
kehidupan yakni mengalami fluktuasi atau keadaaan yang dimulai dari bawah,
sempat mengalami masa kejayaan atau berada di atas, untuk kemudian kembali ke bawah
sebagaimana roda yang terus berputar. Jalannya roda Islam ini dimulai dari
diutusnya Rasulullah dan berakhir pada hari yang dijanjikan. Rukun iman yang ke
lima.
Rasulullah
shallalahu ‘alaihi wasallam diutus
ketika manusia, secara lahiriyah berada dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
Kekentalan sistem kasta dan perbudakan, kebobrokan moral, rendahnya nilai dan
etika sosial, dan yang utama adalah ternodanya kemurnian ajaran Ibrahim ‘alaihissalam. Kemudian pada saat
bersamaan, agaknya manusia secara umum dan masyarakat Quraisy secara khusus
pada masa itu berada pada titik puncak kerinduan akan hadirnya sosok seorang
panutan sejati, seorang yang dijanjikan pascaberakhirnya masa kenabian
Nabi-nabi sebelumnya.
Beliau
shallalahu ‘alaihi wasallam mengemban
tugas besar untuk mengajarkan banyak hal kepada manusia tersebab kedudukannya sebagai
rasul bagi seluruh manusia sejak diutusnya dirinya hingga akhir zaman. Dimulai
dari madrasah sederhana secara sembunyi-sembunyi di Makkah Almukarramah.
Mula-mula ditanamkanlah keimanan akan Allah Yang Maha Esa, pemurnian aqidah
menuju ketauhidan, pengingkaran atas segala sesembahan selain Allah sebagai
pondasi utama atas segala ilmu yang akan diajarkan setelahnya. Dilanjutkan
dengan perawatan dan pengokohan keimanan sampai dakwah gerilya itu berakhir.
Kemudian, ketika beliau shallalahu
‘alaihi wasallam hijrah ke Madinah, pengajaran ilmu oleh beliau shallalahu ‘alaihi wasallam memasuki
tingkat lanjut menuju pembahasan tentang syariat. Meliputi seluruh bagian kehidupan
manusia, berperan dalam mengatur urusan manusia baik dari segi duniawi maupun ukhrawi. Sampai pada
tahun ke dua hijriyah, pada haji terakhirnya, ketika beliau shallalahu ‘alaihi wasallam menyampaikan
ayat ke tiga dari surah Al Ma`idah, saat itu pula belliau shallalahu ‘alaihi wasallam mengkhatamkan tugasnya di muka bumi.
Telah berakhir masa penyampaian dasar-dasar keilmuan sebagai landasan hidup
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Telah sempurna Islam sebagai agama dan
telah ditinggalkannya dua warisan berharga sebagai pedoman hidup yakni Al Qur’an
dan As Sunnah. Selanjutnya, keilmuan dalam berbagai bidang terus berkembang di
kalangan kaum muslimin maupun selainnya. Bedanya, keilmuan di kalangan kaum
muslimin akan dan harus senantiasa dilandasi oleh aqidah yang telah ditanamkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sejak awal masa kenabiannya, lurus dan tidak bertentangan dengan warisan yang
telah beliau shallalahu ‘alaihi wasallam
tinggalkan maupun ijma’ para pewarisnya.
Disamping
berkedudukan sebagai patokan utama dalam hal keyakinan/aqidah, Islam juga
merasuk dalam setiap lini kehidupan manusia. Selain mengajarkan tentang
keyakinan dan peribadatan, Al Qur’an sebagai warisan terbesar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai
pedoman hidup bagi umat Islam, juga mengarahkan manusia kepada ilmu-ilmu yang
lain yang secara ringkas disebutkan dalam salah satu ayat dalam surah An Nahl
untuk menanyakan ilmu dunia kepada ahlinya. Al Qur’an dan As Sunnah berperan
sebagai pilar utama dalam perkembangan ilmu-ilmu modern. Al Qur’an dan As
Sunnah yang senantiasa meletakkan dunia dan segala yang terkandung di dalamnya
sebagai tanda akan kekuasaan Allah mendorong perkembangan keilmuan dalam
berbagai bidang. Ilmu-ilmu dibangun atas dasar keimanan akan Allah dan
dihadirkan sebagai sarana untuk lebih mengenal-Nya. Kaitan antara ilmu dengan
Islam selamanya akan terus ada sebab Al Qur’an dan As Sunnah sendiri telah
mengabarkan tentang pentingnya ilmu yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
manusia
Pasca
berakhirnya masa kenabian yang ditandai dengan wafatnya Rasulullah sebagai
penutup para nabi, tibalah Islam pada masa kekhalifahan ‘alaa minhajun nubuwwah yakni pada masa khulafaur rasyidin. Islam berkembang dengan sangat pesat dari segi
kuantitas dan kekuasaan wilayah serta runtuhnya dua Negara adidaya di masa itu yakni
Persia dan Romawi terjadi pada masa ini. Ekspansi besar-besaran yang dilakukan
para khalifah di masa ini mengantarkan Islam ke berbagai belahan dunia bi idznillah. Janji yang dituturkan
Rasulullah tentang tergulingnya Kerajaan Romawi dan Persia telah ditepati. Tersiarnya Islam ke luar
Jazirah Arab mempertemukan kaum muslimin dengan berbagai keragaman agama, suku,
ras, dan kultur. Keadaan ini menuntut kaum muslimin untuk memperhatikan kembali
pluralitas serta teknik yang digunakan untuk berdakwah dan bermuamalah, dengan
tetap mengedepankan tauhid sebagai pondasi utama. Keberagaman yang mewarnai
kehidupan kaum muslimin serta menimbulkan berbagai persoalan yang tidak
ditemukan solusinya pada dua warisan besar Rasulullah secara tersurat medorong kaum muslimin untuk melakukan
ijtihad sebagai alternatif. Keilmuan Islam semakin berkembang dengan terbukanya
pintu ijtihad. Masa kekhalifahan ‘alaa
minhajun nubuwwah ini berakhir dengan wafatnya Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Keragaman/pluralitas
yang mewarnai kehidupan kaum muslimin ini terus berlanjut dan semakin beragam pada
masa setelahnya, menambah khazanah intelektual kaum muslimin.
Memasuki
masa kekhalifahan selanjutnya, berdirinya Dinasti Umayyah yang dikatakan
sebagai fase awal masa raja yang mengigit,
dilanjutkan dengan Dinasti ‘Abbasiyah, dan berakhir bersamaan dengan
runtuhnya kerajaan Turki Utsmani pada sekita tahun 1924 Masehi. Pada masa ini
keilmuan berkembang lebih luas dan modern. Keadaan ini ditunjukkan dengan
munculnya ilmuwan-ilmuwan muslim dalam berbagai bidang, diantaranya adalah Ibnu
Sina atau di Eropa lebih dikenal dengan Avicienna yang namanya telah masyhur di
antara kaum muslimin maupun selainnya dengan ilmu kedokteran yang dikuasainya. Jabir
bin Hayyan sebagai ilmuwan dalam bidang kimia. Al Kindi sang sastrawan yang
juga memiliki karya-karya dalam begitu banyak bidang diantaranya Ilmu Logika,
Kalkulasi, Perbintangan, Teknik, Astronomi, dan lainnya. Al Hasan ibnul Haitsam
dengan keilmuannya di bidang Fisika dan Optikal, Astronomi, Matematika,
Kedokteran, dan Filsafat. Abdurrahman bin Khaldun atau yang lebih dikenal
dengan Ibnu Khaldun dengan keilmuan tentang sejarah yang dikuasainya, dan
sangat banyak ilmuwan/ulama lainnya yang dilahirkan dari rahim kaum muslimin. Manfaat
atas perkembangan ilmu pengetahuan ini tidak hanya dirasakan kaum muslimin
melainkan juga mempengaruhi perkembangan di Eropa. Terlepas dari kejahatan oknum bangsa Eropa dalam
distorsi sejarah tentang perkembangan ilmu ini.
Keberkembangan
ilmu-ilmu tersebut dapat kita rasakan sekarang. Bagaimana ilmu kedokteran
banyak bermanfaat bagi kehidupan umat manusia di seluruh dunia, adanya berbagai
kemudahan dalam menjalani kehidupan dengan berbagai sarana yang telah tersedia
sebagai hasil dari pemikiran serta perkembangan ilmu oleh ilmuwan/ulama
terdahulu maupun kontemporer. Bagaimana penentuan kiblat, awal Ramadhan dan
Syawal serta waktu pelaksanaan puasa putih di tengah bulan bagi
negara-negara yang tidak menggunakan
kalender hijriyah dimudahkan dengan adanya ilmu astronomi. Bagaimana perolehan
ilmu dan kitab-kitab menjadi lebih mudah dengan berkembangnya sarana
transportasi dan internet. Termasuk pembuktian-pembuktian ilmiah tentang
ayat-ayat dalam Al Qur’an, yang mana kesemuanya ini hendaknya mengantarkan
manusia secara umum maupun kaum muslimin secara khusus kepada keimanan yang
lebih kokoh akan Keberadaan Allah melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang semakin
jelas terhampar di muka bumi.
Wallahu a’lam bish
shawaab.
Sumber:
Khalid
Haddad. 12 Tokoh Pengubah Dunia. 2009.
Gema Insani, Jakarta
academia.edu
– Amelda, Kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam Membangun Peradaban Islam:
Sebuah Tinjauan Antropologi
Sebuah Tinjauan Antropologi
alfath.org
zenius.net