Minggu, 07 Juli 2019

Seikhlas Itu..

Ketika sapaan hangat dan perhatian tidak lagi kau beri
Ketika canda dan cerita tak semenyenangkan dulu lagi
Ketika kebersamaan tidak lagi menjadi sesuatu yang dapat kita nikmati
Ketika kamu memilih untuk pergi.

Inginkah aku menahanmu? Sungguh aku ingin. Namun, kesadaran tentang siapa kita sesungguhnya menahanku lebih kuat untuk menahan pelan langkahmu.

Pandai kau bersembunyi, perlahan berbalik dan menjauh pergi. Tetapi andai kau tahu, perasaan yang terlanjur memaku membuat hati cukup peka atas kepergian yang diam-diam.

Sedihkah aku?
Wahai, siapalah aku untuk bersedih atas sesuatu yang bahkan tak pernah kumiliki.

Kita pernah bersama dalam tawa, canda yang seakan tak ada habisnya, hingga cerita-cerita kecil yang seakan tiada putusnya. Menyenangkan untuk bersama dan berbagi denganmu.

Tetapi, pada setiap kebersamaan yang menyenangkan, kepada hati aku selalu mewanti-wanti, untuk tidak berlebih harap sebab semua itu tak abadi. Dan ketika bahagia menyapa lantas ada ingin agar itu terus terjadi, ketika itu pula aku berteriak bahwa bisa saja suatu hari bahagia itu menjadi isak.

Dan itu terjadi belakangan ini..

Jika benar bahwa kamu memilih untuk pergi, sama sekali aku takkan memintamu untuk tetap di sini. Meski hatiku terancam untuk terluka lagi, aku siap, karena sejak awal aku tahu konsekuensi.

Seikhlas itu.. aku takkan menahanmu agar tetap bersamaku. Pergilah jika itu yang kamu mau. Cukup bagiku jika suatu waktu kau temukan bahagiamu, meski ternyata itu bukan denganku..
Share: