Ketika diri dihadapkan pada sesuatu yang samar
Samasekali tidak dapat mengira pun menerka
Sementara keputusan harus segera diambil
Antara iya atau tidak
Maka diri mencoba percaya
Bahwa engkau berkata yang sebenarnya
Tidak ada lagi dusta
Meski apa yang ada di kepalamu
Yang direfleksikan oleh gerak gerikmu
Masih tak mampu aku artikan
Sebisa mungkin aku mencoba
Memahami apa yang engkau ingin
Apa yang engkau butuhkan
Sejauh yang diri ini bisa lakukan
Berusaha membahagiakan
Atau setidaknya tidak membiarkan kesedihan menggenap dalam sesakmu
Aku belum mengerti
Dan masih bimbang memutuskan
Tetapi aku memilih untuk percaya
Sebab Tuhan tak inginkan prasangka
Kepada siapapun, terlebih kepadaNya
Setelah ikhtiar dan do'a-do'a
Aku yakin ada kebaikan yang Dia persiapkan
Maka diri memilih berkata iya
Sebab engkau berjanji takkan lagi hadirkan kecewa
Menebar luka
Aku akan berusaha
Sekuat yang aku bisa
Samasekali tidak dapat mengira pun menerka
Sementara keputusan harus segera diambil
Antara iya atau tidak
Maka diri mencoba percaya
Bahwa engkau berkata yang sebenarnya
Tidak ada lagi dusta
Meski apa yang ada di kepalamu
Yang direfleksikan oleh gerak gerikmu
Masih tak mampu aku artikan
Sebisa mungkin aku mencoba
Memahami apa yang engkau ingin
Apa yang engkau butuhkan
Sejauh yang diri ini bisa lakukan
Berusaha membahagiakan
Atau setidaknya tidak membiarkan kesedihan menggenap dalam sesakmu
Aku belum mengerti
Dan masih bimbang memutuskan
Tetapi aku memilih untuk percaya
Sebab Tuhan tak inginkan prasangka
Kepada siapapun, terlebih kepadaNya
Setelah ikhtiar dan do'a-do'a
Aku yakin ada kebaikan yang Dia persiapkan
Maka diri memilih berkata iya
Sebab engkau berjanji takkan lagi hadirkan kecewa
Menebar luka
Aku akan berusaha
Sekuat yang aku bisa