Bukan mudah untuk mengatakan suatu rahasia kepada orang lain, bahkan (kukira) bagi seorang yang extra extrovert sekalipun. Apalagi bagi seorang introvert sepertiku ini.
Kadang, ada perasaan yang mengganjal, atau merasa janggal, tetapi pada saat yang sama perasaan itu juga yang berkata "Biarkan, rasakan, tak usah diceritakan!"
Kadang, ada sesak yang mengganggu, ada hati yang pilu, juga pada saat bersamaan diri berkeras "Simpan, jangan dicurahkan!"
Tapi, tentu tidak semua rahasia harus selamanya dirahasiakan. Karena bahkan ada sesuatu yang sempat kita rahasiakan padahal ia lebih pantas untuk ditampakkan, atau lebih tepatnya, didiskusikan, dikonsultasikan, dan lain sebagainya.
Aku yang terbiasa memendam, menyimpan segala yang aku rasa tak perlu diungkapkan, merasa sedikit tercerahkan dengan tulisan berikut.
Tulisan yang aku copy dan paste seadanya dari akun facebook Ustadz Husaini Sahlan. Sengaja tanpa kuedit. Selain karena memang aku tak kuasa mengeditnya, juga karena gaya bahasa beliau sangat cocok denganku♡ uyeah.
Langsung saja. Semoga pesannya sampai. Semoga ada yang bisa kau bawa pulang pasca membaca tulisan singkat ini :)
Cekidot.
Setiap orang pasti punya beberapa rahasia dalam hidupnya. Aku ingin berbagi rahasiaku padamu, karena itu bukan rahasia lagi. Yang aku anggap rahasia, adalah beberapa keyakinan yang sering aku dengung-dengungkan di jiwa dan pikiranku sendiri. Setiap aku melakukan sesuatu, setiap aku terbentur pada peristiwa-peristiwa yang mengganggu atau membuatku berpikir lebih keras. Aku sering sekali menganalisa perkataan dan sikap seseorang. Juga menganalisa kejadiaan, sebab akibatnya: kenapa aku begini, oohh karena aku begitu, kenapa orang ini begini, oohh karena dia melakukan itu.
Padahal aku tahu, banyak perkataan atau sikap (yang notebene mengganggu) tidak harus kita simpan dalam memori kita seluruhnya. Ketika aku mulai mengingatnya, merasainya lebih dalam, aku mulai memercayainya, dan sering, itu lebih banyak mengganggu daripada menenangkan. Bukankah aku juga harus mengakui, bahwa analisaku tidak selalu tepat? Ketika aku mulai berpikir negatif tentang seseorang, aku mulai meracuni diriku sendiri sekaligus mengundang energi negatif itu sendiri menjadi kenyataan.
Di era fesbuk ini, aku jadi terbiasa membaca pikiran orang-orang. Menikmati apa yang ada di pikiran orang lain (dan diriku sendiri), bahasa yang mereka (dan aku sendiri) pakai, keputusan yang mereka (dan aku) ambil, sikap mereka (dan aku) terhadap suatu kejadian.
Aku menganggap ini rahasia, padahal itu bukan. Karena aku pikir ini 'resep', dimana aku diberi pilihan untuk menebus resep itu dan mendapatkan obatnya, atau tidak menebus resep itu dan aku tidak mendapat obat lalu 'sakit'.
Jika aku menulis status di fesbuk tentang rasa sakit yang aku alami, misalnya "Kepalaku pusing, kemarin kehujanan, kayaknya mau flu nih" ,....sebenarnya aku mengundang penyakit Flu itu datang padaku.
Jika aku menulis,"Cintaku telah pergi, aku patah hati, aku sakit hati"....sebenarnya engkau membawa cinta itu benar-benar pergi dan mengundang rasa sakit yg lebih dalam. Karena apa? Karena setiap orang yang membaca status kita, akan mengirimkan energinya kembali kepada kita. "Oohhh, si anu mau flu! Oohh si anu lagi patah hati... Jika banyak orang memikirkan diri kita, dengan keadaan kita karena membaca curahan hati kita, ... hhmmm just be careful,..if we are not strong enough, U'll b drowned deeper.
Ada juga yang kecewa atau marah-marah terhadap pasangannya di fesbuk...hhmmm..."ini bukan tempatnya, 'honey'," kecuali kamu ingin masalahmu semakin rumit. Tapi di era 'curhat' seperti sekarang, sepertinya semua orang berlomba-lomba mencurahkan isi hatinya. Semuanya ingin dikeluarkan, bahkan orang-orang yang kelihatannya introvert, sekarang mudah mengatakan sedang jatuh cinta pada seseorang, sedang patah hati karena dikecewakan, sedang marah pada sahabatnya, sedang geram pd saudaranya. Ini tidak hanya di status-status anak ABG, tapi juga yang berumur cukup.
Apa itu salah??Aku tidak bilang demikian! Karena rahasiaku, belum tentu rahasiamu. Resep untukku, belum tentu cocok untuk mengobatimu. Ada yang menganggap setelah mengungkapkan semua isi hatinya, dia jadi lebih lega. Betul!! Tapi menurutku, katakanlah hanya pada orang yang kamu percayai, curhatlah pada seseorang yang kamu anggap paling bisa menerima curhatmu. Sering, yang paling bisa menerima curhatmu, baik kesedihan atau kemarahanmu, kegundahanmu, rasa sakitmu, ADALAH JIWAMU SENDIRI. Katakanlah itu pada dirimu sendiri, dia akan mendengarkan dengan baik. Ketimbang kau curahkan pada "dunia", lalu kau mendapat komentar-komentar 'lucu' atau bahkan kau kecewa ketika tidak ada yang berkomentar. Katakanlah itu hanya pada sahabat setiamu.
I know the secret, but............adalah judul yang aku pilih, karena aku juga belum bisa sepenuh hati melakukannya. Kadang aku ingat, kadang aku terbawa arus. Kadang aku kuat, tapi takut aku khilaf.
Sekali lagi, ini rahasiaku, bukan rahasiamu. Jadi jangan percaya aku. Percayalah pada apa yang ingin kamu percayai.
-- Husaini Sahlan --