Rabu, 25 Oktober 2017

Memaknai Kalimat “Tidak Ada Senioritas”



Tegerak hati ingin mencurahkan pemikiran tentang ini sejak kurang lebih satu bulan yang lalu. Ketika dalam sambutan penutupan suatu acara besar, kudengar (lagi) kalimat “Tidak ada senioritas di sini.” Jujur, satu sisi dalam hatiku merasa muak dengan kalimat itu. Seketika muncul bayangan orang-orang yang juga pernah mengatakannya, namun berkelakuan yang sangat berseberangan dengan kalimat tersebut. Maka, ketika kembali kudengar kalimat yang sama hari itu—meski dari lisan yang berbeda—, spontan otakku merangkai kata “Tidak ada senioritas di sini, dik. Tapi, hormatilah yang lebih tua.”

Demikianlah, pada awalnya kalimat itu muncul seketika dalam otakku sebagai buah dari rasa muak yang 83y7y**&76456$^*#$%#&%^#&. Tetapi, semakin kesini justru kutemukan pencerahan dari kemuakanku sendiri. Sebuah jawaban yang kuiyakan sebagai pemikiran yang bijak dalam menyikapi perkataan senior yang sudah kukutip di atas dengan kelakuan senior itu sendiri, yang kupandang tidak terpuji. Alhamdulillah.

Bagiku, benar bahwa tidak ada senioritas dalam suatu organisasi, baik secara fungsional maupun struktural. Misalnya, dalam struktur organisasi dalam satu periode, atau ketika melaksanakan suatu kegiatan, terkumpul senior dan junior dalam satu bidang/divisi yang sama, maka pembagian tugas haruslah merata. Tidak adil rasanya jika hanya karena senioritas ada pembedaan tugas. Lain hal jika memang ada keperluan atau suatu alasan yang dapat diterima, dan ini tentu tidak hanya berlaku bagi senior, kan? Atau dalam penyusunan struktur kepengurusan, kurasa senioritas bukanlah bagian dari pertimbangan. Bahkan, jikapun menjadi satu dari sekian bahan pertimbangan, tidak akan menjadi yang utama, bahkan boleh jadi menjadi pertimbangan yang paling bontot. Lagi, dalam memilih pemimpin misalnya. Bagiku, senioritas bukan patokan utama dalam menentukan pimpinan, dan nampaknya memang demikian. Ada standar khusus—sekalipun tidak tercatat dengan hitam di atas putih—yang harus dipertimbangkan, dan tidak hanya senior yang berkemungkinan mampu memenuhi itu. Di sinilah kalimat itu diterapkan, bahwa tidak ada senoritas di sini. Namun, di luar keadaan yang melibatkan peran struktural maupun fungsional dalam organisasi, kurasa senioritas pantas untuk diperhatikan. Hal ini bahkan telah diajarkan sejak kita semua kecil, kan? Untuk menghormati yang lebih tua.

Jadi, ketika senior bersikap seakan menonjolkan senioritas, bukan para senior itu melanggar kata-katanya sendiri bahwa “tidak ada senioritas di sini” apalagi gila hormat, namun memang demikianlah adab yang baik bagi yang lebih muda. Yang muda menghormati yang lebih tua, yang lebih tua menyayangi yang lebih muda, bersinergi dan membentuk harmoni yang indah. Ternyata sesederhana itu.
Share: