Selasa, 02 Januari 2018

Berdamai dengan Masa Lalu


"Mereka yang tidak dapat mengingat masa lampau ditakdirkan untuk mengulanginya" –George Santayana
Kutipan ini tidak sepenuhnya benar, namun kutipan ini berisi pesan, bahwa masa lalu menyimpan begitu banyak pelajaran yang jika kita abaikan, maka kita berpotensi untuk mengulang kesalahan yang sama.

Masa lalu. Dua kata yang ketika disebutkan beriringan akan memunculkan kembali berbagai hal dalam memori, baik itu kenangan atau tragedi. Kalau kamu adalah seorang dewasa yang telah matang jiwanya, yang telah kenyang dengan gelora muda sesuai masanya, maka dugaan kuat yang akan mencuat adalah kenangan tentang berbagai peristiwa, perjuangan, dan lain sebagainya. Kemudian, jika kamu adalah remaja yang sedang mencari (arti) cinta, maka dugaan kuat yang akan mencuat dan mendominasi dalam ingatanmu adalah cerita-cerita tentang rasa. Beuh. Rasa, katanya—meskipun kadang hal ini juga sepertinya terjadi pada orang dewasa. Tetapi, bukan itu yang saya maksudkan. Kamu mengerti, kan? :D

Selalu ada sisi gelap dari apa yang sudah tertinggal di belakang, memang. Meskipun ada golongan orang yang suka kegelapan, tapi #yakinlasumpeh kegelapan yang sedang saya bicarakan di sini bukan termasuk kesukaan mereka. Karena gelap disini bermakna duka, luka dan sebagian besar orang—untuk tidak dikatakan semuanya—tidak suka dengan luka dan duka. Jika ada yang tidak termasuk di antara mereka (yang tidak menyukai luka dan duka) mungkin hanya orang-orang yang bermasalah jiwanya, atau mungkin orang itu  ada keturunan bangsa (saya lupa nama Bangsanya, haha) dan turut melestarikan adatnya, dengan perayaan kegembiraan saat normalnya orang berduka dan dirundung kesedihan saat normalnya orang berbahagia.

Sisi gelap dari masa lalu, tentang luka dan duka, memang sedikit tidak enak untuk diingat. Tetapi, bukan berarti kita wajib melupakan semuanya sampai habis tanpa sisa. Bahkan, kebanyakan dari mereka justru harus sering-sering kita ingat. Toh, bagaimanapun cara kita untuk menghapus mereka semua, lazimnya sih nggak bakalan bisa. Kecuali Dia berkehendak. Misalnya, kita tiba-tiba amnesia atau kehilangan kendali atas jiwa. Yup, gila.

Kebanyakan dari mereka justru harus sering diingat-ingat, kenapa? Karena selalu ada yang dapat dijadikan pelajaran dari setiap kejadian. Entah itu menyenangkan atau menggalaukan. Sesuai dengan kutipan yang kalian pasti udah sering baca, terutama kalau waktu sekolah dulu kalian pakai buku tulis merk SiDu, “Experiences is the best teacher”. Pengalaman adalah guru terbaik. Nggak ada batasan tentang jenis. Semua jenis pengalaman termasuk di dalamnya. Dan yang namanya pengalaman adanya ya di masa lalu, kan? Karenanya, ada bagian dari masa lalu yang perlu, bahkan harus sering diingat.

Meskipun begitu, kita tidak katakan bahwa mereka semua patut diingat demi meraih pelajaran darinya. Ada bagian dari masa lalu yang lebih baik kita kubur dalam-dalam sebab di antara mereka ada yang lebih berpotensi membahayakan daripada memberi pelajaran. Yes, move on. Terhadap luka di masa lalu, terutama yang masih meninggalkan bekasnya, sebenarnya jika kita bersedia menyikapi dan memandangnya dari sisi berbeda, niscaya kita akan bisa tersenyum tatkala teringat tentangnya. Atau, minimal kita akan lebih bisa berlapang dada menerimanya sebagai bagian dari diri kita.

Masa adalah hal yang kita terikat padanya, dan waktu lampau adalah sesuatu yang telah berlalu namun begitu dekat dan senantiasa melekat dalam diri kita. Agaknya, sangat banyak hal yang tidak kita inginkan terjadi dan telah berlalu. Rasanya, ingin sekali membuang semua kenangan pahit dan melupakannya selamanya. Sayang, melepaskannya dari diri kita adalah sebuah kemustahilan. Tetapi, seburuk apapun kita di masa lalu, seperih apapun luka yang pernah tertoreh saat itu, hari ini menyuguhkan pilihan, akankah kita terus larut di dalamnya atau meraup sebanyak-banyak pelajaran darinya. Sebab cara untuk meperbaiki masa lalu ialah memperbaiki masa depan bermodalkan pelajaran dari pengalaman masa lalu dan analisis masa kini. Masa lalu boleh menyisakan luka, tetapi masa depan selalu menyimpan harapan bagi mereka yang berkenan mengambil pelajaran. Waw.

Sudah siap berdamai dengan masa lalu?
Share: