"Mereka yang tidak dapat mengingat masa lampau ditakdirkan untuk mengulanginya" –George Santayana
Kutipan ini tidak sepenuhnya benar, namun kutipan ini berisi pesan, bahwa masa lalu menyimpan begitu banyak pelajaran yang jika kita abaikan, maka kita berpotensi untuk mengulang kesalahan yang sama.
Masa
lalu. Dua kata yang ketika disebutkan beriringan akan memunculkan kembali
berbagai hal dalam memori, baik itu kenangan atau tragedi. Kalau kamu adalah seorang dewasa yang telah matang
jiwanya, yang telah kenyang dengan gelora muda sesuai masanya, maka dugaan kuat
yang akan mencuat adalah kenangan tentang berbagai peristiwa, perjuangan, dan
lain sebagainya. Kemudian, jika kamu adalah remaja yang sedang mencari (arti)
cinta, maka dugaan kuat yang akan mencuat dan mendominasi dalam ingatanmu
adalah cerita-cerita tentang rasa. Beuh. Rasa, katanya—meskipun kadang hal ini
juga sepertinya terjadi pada orang dewasa.
Tetapi, bukan itu yang saya maksudkan. Kamu mengerti, kan? :D
Selalu ada
sisi gelap dari apa yang sudah tertinggal di belakang, memang. Meskipun ada
golongan orang yang suka kegelapan, tapi #yakinlasumpeh
kegelapan yang sedang saya bicarakan di sini bukan termasuk kesukaan mereka.
Karena gelap disini bermakna duka, luka dan sebagian besar orang—untuk tidak
dikatakan semuanya—tidak suka dengan luka dan duka. Jika ada yang tidak
termasuk di antara mereka (yang tidak menyukai luka dan duka) mungkin hanya
orang-orang yang bermasalah jiwanya,
atau mungkin orang itu ada keturunan
bangsa (saya lupa nama Bangsanya, haha) dan turut melestarikan adatnya, dengan perayaan
kegembiraan saat normalnya orang berduka dan dirundung kesedihan saat normalnya
orang berbahagia.
Sisi gelap
dari masa lalu, tentang luka dan duka, memang sedikit tidak enak untuk
diingat. Tetapi, bukan berarti kita wajib melupakan semuanya sampai habis tanpa
sisa. Bahkan, kebanyakan dari mereka justru harus sering-sering kita ingat.
Toh, bagaimanapun cara kita untuk menghapus mereka semua, lazimnya sih nggak bakalan
bisa. Kecuali Dia berkehendak. Misalnya, kita tiba-tiba amnesia atau kehilangan
kendali atas jiwa. Yup, gila.
Kebanyakan
dari mereka justru harus sering diingat-ingat, kenapa? Karena selalu ada yang dapat dijadikan pelajaran dari
setiap kejadian. Entah itu menyenangkan atau menggalaukan. Sesuai dengan
kutipan yang kalian pasti udah sering baca, terutama kalau waktu sekolah dulu
kalian pakai buku tulis merk SiDu, “Experiences
is the best teacher”. Pengalaman adalah guru terbaik. Nggak ada batasan
tentang jenis. Semua jenis pengalaman termasuk di dalamnya. Dan yang namanya
pengalaman adanya ya di masa lalu, kan? Karenanya, ada bagian dari masa lalu
yang perlu, bahkan harus sering diingat.
Meskipun begitu,
kita tidak katakan bahwa mereka semua patut diingat demi meraih pelajaran
darinya. Ada bagian dari masa lalu yang lebih baik kita kubur dalam-dalam sebab
di antara mereka ada yang lebih berpotensi membahayakan daripada memberi
pelajaran. Yes, move on. Terhadap luka di masa lalu, terutama yang masih
meninggalkan bekasnya, sebenarnya jika kita bersedia menyikapi dan memandangnya
dari sisi berbeda, niscaya kita akan bisa tersenyum tatkala teringat
tentangnya. Atau, minimal kita akan lebih bisa berlapang dada menerimanya
sebagai bagian dari diri kita.
Masa adalah hal yang kita
terikat padanya, dan waktu lampau adalah sesuatu yang telah berlalu namun
begitu dekat dan senantiasa melekat dalam diri kita. Agaknya, sangat banyak hal
yang tidak kita inginkan terjadi dan telah berlalu. Rasanya, ingin sekali
membuang semua kenangan pahit dan melupakannya selamanya. Sayang, melepaskannya
dari diri kita adalah sebuah kemustahilan. Tetapi, seburuk apapun kita di masa
lalu, seperih apapun luka yang pernah tertoreh saat itu, hari ini menyuguhkan
pilihan, akankah kita terus larut di dalamnya atau meraup sebanyak-banyak pelajaran
darinya. Sebab cara untuk meperbaiki masa lalu ialah memperbaiki masa depan
bermodalkan pelajaran dari pengalaman masa lalu dan analisis masa kini. Masa lalu
boleh menyisakan luka, tetapi masa depan selalu menyimpan harapan bagi mereka
yang berkenan mengambil pelajaran. Waw.
Sudah siap berdamai dengan masa lalu?